Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran (Daryanto, 2013, h. 8) supplier tote bag jakarta. Tiga kelebihan kemampuan media (Gerlach & Ely dalam Ibrahim, et.al.,2001) dalam Daryanto (2013, h. 9) adalah sebagai berikut: 1. Kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan mnampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapt disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya vendor tote bag murah. 2. Kemampuan manipulative, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya. 3. Kemampuan distributive, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secaara serempak, misalnya siran TV atau Radio.
Dalam Haryanto (2013, h. 9-10) Hambatan-hambatankomunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut konveksi tas spundbond : 1. Verbalisme, artinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan penjelasan lisan (ceramah), siswa cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan guru. 2. Salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan dengan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, dan sebagainya. 3. Perhatian tidak berpusat, hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik mempengaruhi perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan, cara menyajikan bahan pelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan bimbingan guru. 4. Tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki kebermaknaan logis dan psikologis apa yang diamati atau dilihat, dialami secara terpisah. Tidak terjadi proses berfikir yang logis mulai dari kesadaran hingga timbulnya konsep. |
Kommentare
Es sind noch keine Kommentare vorhanden!